Sharing Ramadhan: Gambaran Surga & Neraka

Hikayat: Ketakutan dan Mati Setelah mendengar Ayat Allah

Diceritakan dari Manshur ibnu Ammar bahwa ia berkata, “Suatu ketika aku sedang berada
di salah satu jalan kota Kuffah karena melakukan perjalanan untuk melaksanakan ibadah haji. Pada satu malam yang gelap, aku
punya suatu hajat. Tiba-tiba ketika aku melewati salah satu rumah di sana, di tengah-tengah
malam, aku mendengar seseorang berkata, Ya Allah! Demi kemuliaan dan keagungan-Mu! Aku tidak ingin membangkang dari-Mu dengan melakukan kemaksiatan. Aku juga tidak lalai dari-Mu ketika melakukan kemaksiatan. Namun,
suatu kesalahan telah menimpaku dan aku terbujuk dengan ampunan-Mu yang luas kepadaku sehingga celakaku telah mengajakku kepada kemaksiatan. Kemudian aku terjerumus ke dalamnya karena kebodohanku. Sekarang aku mengharapkan dari anugerah-Mu Engkau menerima alasanku. Jika Engkau tidak menerimanya maka sungguh lama kesedihanku dalam siksa jika Engkau tidak mengasihiku.’ Ketika orang itu diam, maka aku membacakan nya ayat al-Quran; “Hai orang-orang yang beriman! Jagalah diri kalian sendiri dan
keluarga kalian dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Di sana terdapat para malaikat yang kasar dan kuat
yang tidak pernah membangkang dari perintah yang Allah perintahkan dan selalu melakukan
perintah yang diperintahkan kepada mereka.”
Kemudian aku mendengar jeritan keras, gemuruh dan gerak-gerak. Kemudian gerak-gerak itu diam. Setelah itu aku tidak mendengar
suara lagi. Kemudian aku menyelesaikan hajatku dan kembali ke tempatku.
Pagi harinya, aku kembali melewati jalan itu, tiba-tiba aku mendengar suara tangisan. Aku
melihat orang-orang saling menghibur atau takziah. Tiba-tiba ada seorang wanita tua sedang
menangis. Ternyata ia adalah ibu dari si mayit. Ia berkata, ‘Semoga Allah tidak membalas kebaikan kepada orang yang membacakan
ayat al-Quran yang mengandung penjelasan siksa kepada anakku yang (tadi malam) ia sedang sholat. Ketika ia mendengar ayat tersebut, ia merasa ketakutan dan jatuh mati.” Kemudian pada malam itu, aku memimpikan nya. Aku bertanya kepadanya, ‘Apa yang telah Allah perlakukan terhadapmu?’ ia menjawab, “Allah telah memperlakukanku sebagaimana
Dia memperlakukan orang-orang yang mati syahid di perang Badar.’ ‘Bagaimana bisa demikian?’ tanyaku kepadanya. Karena orang-orang syahid di perang Badar telah dibunuh
dengan (tebasan) pedang orang- orang kafir sedangkan aku telah dibunuh dengan tebasan pedang Allah Yang Maha Pengampun,’ jelasnya kepadaku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *